Hai Guys ...!!
don't worry be happy yaaaaaa :D

Rabu, 18 Mei 2011

LEMAK TRANS

Simak kemasan salah satu makanan favorit anda, disana mungkin tercantum keterangan informasi nilai gizi sbb: Lemak total 17gram, Lemak jenuh 8gram. Bagaimana dengan sisa 9gram lemak? Tidak dijelaskan. Kenyataannya diantara 9gram tersebut bisa saja terdapat lemak trans.

Di Amerika Serikat, sejak 1 januari 2006 telah diberlakukan peraturan waji cantum kandungan lemak trans dalam kemasan semua jenis makanan. Di indonesia, tidak ada keharusan untuk mencantumkan berapa jumlah lemak trans yang terkandung dalam makanan tertentu. Belum ada regulasi pemerintah yang mengatur agar produsen mencantumkan lemak trans dalam kemasan, maka kita sebagai konsumen hanya dapat menduga-duga kandungan lemak trans dalam makanan kemasan.

Sejarah Lemak Trans


Pada akhir abad ke-19, para ahli kimia menemukan bahwa mereka dapat mengubah minyak sayur cair menjadi padat atau hampir padat dengan menambahkan atom hydrogen pada lemak. Temuan ini disebut dengan minyak hidrogenasi sebagian (partially hydrogenated oil) atau lemak trans yang dapat bertahan lebih lama dan tidak mudah rusak dibandingkan dengan lemak atau inyak yang tidak dihidrogenasi, sehingga dapat digunakan berkali-kali tanpa terurai.

Tentu saja karakteristik minyak ini sangat menarik bagi para produsen makanan. banyak produsen makanan seperti margarin, panganan yang dipanggang dan makanan kecil menukar sebagian mentega atau lemak hewani dengan lemak trans sebagai bahan baku atau bahan penunjang.

Studi sejak tahun 1993 oleh havard university menemukan bahwa konsumsi lemak trans dapat menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. hasil studi tersebut dipulikasikan dalam The New England Journal Of Medicine. Pada studi ini, para peneliti mengestimasi bahwa dengan hanya mengganti 2% energi lemak trans dengan lemak tak jenuh yang sehat, misalnya olive oil, dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner hingga sepertiganya

Mengonsumsi lemak trans dapat meningkatakan level kolesterol LDL (Kolesterol buruk), terutama partikek kolesterol LDL yang kecil dan padat dan paling dapat merusak pembuluh darah. Konsumsi lemak trans juga menurunkan level kolesterol HDL (Kolesterol baik) yang dapat membantu membersihkan pembuluh darah dari kolesterol buruk dan membuangnya ke hati. Lemak trans juga meningkatkan kecendrungan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Tambahan lagi zat ini juga dapat mencetus peradangan, dan telah dihubungkan dengan penyakit jantung, stroke, diabetes dan kondisi kronis lainnya.

Cukup menyeramkan, bukan? Itu sebabnya banyak pilihan sudah membuat usulan untuk membuat regulasi produsen dan restoran-restoran agar mengganti penggunaan lemak trans dengan minyak atau lemak yang lebih sehat, agar konsumen bisa tidur dengan tenang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah sesuka hati anda